Meminimalkan Kesulitan Belajar Materi Persamaan Garis Lurus pada Siswa Kelas VIII-A SMP Yapis Teminabuan dengan Pendekatan Konstruktivis Tahun 2022
DOI:
https://doi.org/10.57250/ajpp.v2i3.332Kata Kunci:
kesulitan belajar, pendekatan konstruktivis, persamaan garis lurusAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meminimalkan kesulitan belajar siswa dalam bidang studi matematika, kegiatannya dilaksanakan dalam proses pembelajaran, dengan memaksimalkan keaktifan siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan motifator. Dalam pembelajaran konstruktivis siswa belajar dengan mengalami sendiri dan membangun pengetahuan sendiri dari pengalaman yang dialaminya, dan pada akhirnya belajarnya bermakna, bila belajarnya bermakna maka kesulitan belajar siswa teratasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, masing-masing siklus terdiri atas tahap Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, Refleksi. Sedangkan pendekatan pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivis melalui Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang peneliti buat secara berstruktur sehingga siswa bisa membangun pengetahuannya sendiri dengan jalan menyelesaikan LKS secara berkelompok. Adapun data dalam penelitian ini diperoleh dengan nilai tes, observasi dan angket. Kriteria keberhasilan penelitian tindakan ini penulis tentukan sebagai berikut: Siswa dinyatakan berhasil dalam pembelajaran yang peneliti lakukan jika: (1) Nilai hasil test mencapai ≥ 67,55, (2) Nilai afektif dari hasil observasi terhadap proses pembelajaran mencapai ≥ 13, (3) Nilai angket untuk mengetahui respons siswa dalam pembelajaran mencapai ≥ 26. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika terjadi siswa yang dinyatakan berhasil dalam pembelajaran dari siklus I s.d. siklus III pada tiga penilaian yang penulis tetapkan terhadap penelitian tindakan ini mengalami peningkatan (jumlahnya semakin banyak). Dari hasil peneleitian diperoleh gambaran, siswa memperoleh ≥ 67,55 pada silus I sebesar 16 siswa (40 %), siklus II sebesar 27 siswa (67,5 %) dan siklus III sebesar 34 siswa (85 %). Dari hasil observasi diperoleh gambaran adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran yaitu pada siklus I sebesar 17 siswa (42,5 %), siklus II sebesar 26 siswa (65 %) dan siklus III sebesar 34 siswa (85 %). Adapun hasil dari angket tentang respoons siswa terhadap pembelajaran diperoleh gambaran pada siklus I I sebesar 19 siswa (47,5 %), siklus II sebesar 27 siswa (72,5 %) dan siklus III sebesar 35 siswa (87,5 %). Dalam pembelajaran persamaan garis lurus dengan pendekatan kostruktivis dapat meminimalkan kesulitan belajar siswa terbukti dengan meningkatnya hasil belajar dari siklus I s.d. siklus III hasilnya selalu meningkat dengan kata lain anak yang mengalami kesulitan belajar berkurang
Referensi
Arikunto, S., Suhardjono, &Supardi. (2003). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara.
Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). (1994). Garis-garis Besar Program Pengajaran, Jakarta : Depdikbud.
Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). (1994). Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Depdikbud.
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. (2003). Standar Kompetensi, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Lambas, dkk, (2013). Materi Pelatihan Terintegrasi Buku 3, Modul 25, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Nurhadi. (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL), Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Nurhadi, Yasin, B., & Senduk, A. G. (2003). Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK, Malang : Penerbit UM.
Sungkowo. (2003). Pendekatan Kontekstual, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Salbia
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.