Inklusivitas Ekonomi Digital di Kawasan Asia Tenggara pada Kepemimpinan ASEAN 2023
DOI:
https://doi.org/10.57250/ajsh.v4i3.644Kata Kunci:
Keketuaan Indonesia 2023, Ekonomi Digital, ASEAN, DEFAAbstrak
Dalam menghadapi tantangan global dan inflasi, pertumbuhan ekonomi digital ASEAN telah terpengaruh secara signifikan. Kemampuan untuk mengendalikan inflasi di kawasan ASEAN telah menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap ekspansi ekonomi digital, yang menyoroti kesenjangan di antara negara-negara anggota. Kemampuan ekonomi digital anggota ASEAN masih tertinggal dari kawasan lain, sehingga perlu upaya bersama untuk menjembatani kesenjangan ini. Pada tahun 2023, keketuaan Indonesia di ASEAN memberikan kesempatan penting untuk mempelopori inisiatif yang bertujuan untuk memajukan ekonomi digital di Asia Tenggara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang didasarkan pada teori institusi regional dan konsep ekonomi digital. Pendekatan strategis Indonesia berfokus pada penguatan kerangka kerja ekonomi digital dan peningkatan kerangka kerja kebijakan di tingkat kelembagaan di ASEAN. Penelitian ini menemukan strategi ASEAN melanjutkan ASEAN Digital Masterplan 2025 dan mengimplementasikan Bandar Seri Begawan Roadmap 2021 sangatlah penting. Rencana-rencana ini menjadi dasar bagi transformasi digital, mendorong pertumbuhan inklusif dan inovasi teknologi di seluruh kawasan. ASEAN Digital Minister’s Meeting (ADGMIN) memainkan peran penting dalam memfasilitasi kerja sama dan menetapkan arah kebijakan untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, memprakarsai pembentukan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) sangat penting untuk menciptakan ekonomi digital yang kohesif dan terintegrasi di ASEAN.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Alisa Zahrah, Shanti Darmastuti
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.