Motivasi Diri pada Mantan Pecandu Narkoba Sebagai Konselor Adiksi di Yayasan Mutiara Maharani
DOI:
https://doi.org/10.57250/ajsh.v5i2.1504Kata Kunci:
Motivasi Diri, Pecandu Narkoba, Konselor AdiksiAbstrak
Penyalahgunaan narkoba merupakan permasalahan sosial yang menimbulkan dampak jangka panjang terhadap kehidupan individu dan relasinya dengan lingkungan sosial. Namun, terdapat individu yang mampu bangkit dari ketergantungan dan bertransformasi menjadi konselor adiksi. Fenomena ini menunjukkan adanya motivasi internal yang kuat dalam proses pemulihan di Yayasan Mutiara Maharani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap tiga informan utama dan beberapa informan pendukung dari yayasan. Analisis data dilakukan melalui proses reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, dengan menggunakan teori Self-Determination dari Deci dan Ryan (1985) sebagai landasan, yang menekankan tiga kebutuhan psikologis dasar: otonomi, kompetensi, dan keterkaitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi diri mantan pecandu terbentuk karena kesadaran pribadi, dukungan sosial, serta pengalaman hidup yang bermakna. Aspek otonomi tampak dalam keputusan sadar untuk berubah, kompetensi berkembang melalui pelatihan dan pengalaman kerja, dan keterkaitan diperoleh dari hubungan yang positif dengan keluarga, rekan kerja, dan lembaga. Teori Self-Determination dalam penelitian ini relevan dalam menjelaskan proses pemulihan dan pembentukan motivasi intrinsik pada konselor adiksi.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Aina Nur Syafitri, Chamiyatus Sidqiyah

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.














