Evaluasi Pengoperasian dan Penelusuran Banjir Bendungan Bili-bili
(Studi Kasus Bendungan Bili-bili)
Kata Kunci:
Banjir, Bendungan, WadukAbstrak
Bendungan Bili-Bili yang merupakan bendungan yang terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan yang di bangun mulai tahun 1992 terletak ± 30 km di sebelah timur kota Makassar dan berada pada bagian nalis DAS Jeneberang. Waduk ini membendung Sungai Jeneberang yang berada di Desa Bili-Bili Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa. Bendungan Bili-Bili mulai diresmikan penggunaannya pada tahun 1999. Waduk ini merupakan waduk serbaguna yang dibangun dengan tujuan utamanya adalah untuk pengendalian banjir kota Makassar, pemenuhan kebutuhan air irigasi seluas ± 23,000 Ha, suplai air baku sebesar 3,3 m3/dtk dan pembangkit listrik tenaga air sebesar 20,1 MW. Daerah tangkapan air waduk Bili-Bili memiliki luas 384,40 km² dengan perencanaan umur operasi 50 tahun (JRBDP, 2004), namun dalam perkembangan terakhir terjadi penurunan pemanfaatan fungsi layanan waduk akibat adanya perubahan kondisi daerah tangkapan waduk karena adanya erosi akibat perubahan pemanfaatan lahan dan juga terjadinya longsoran dinding kaldera gunung Bawakaraeng pada tahun 2004 yang merupakan hulu DAS Jeneberang sebagai sumber utama air waduk Bili-Bili.
Referensi
Anonyus. (n.d). Pedoman Pegoperasian dan Pemeliharaan Waduk Bili - Bili, Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang.
Arsyad, S. (2012). Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.
Asdak, C, (2004). Hidrologi dan PengelolaanD aerah Aliran Sungai, Edisi III,Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Asrib, AR. Purwanto, JY. Sukandi dan Erizal. (2011). Dampak Longsoran Kaldera Terhadap Tingkat Sedimentasi Di Waduk Bili-Bili Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Hidrolitan. 2 (3) : 135 -146, 2011. ISSN 2086-4825.
Beauty Anggraheny Ikhwaty. (2014). Desain Kontrol Pintu Bendungan Otomatis untuk Mencegah Banjir Menggunakan VHDL. Malang: Politeknik Negeri Malang.
Bisri, M. (2009). Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. CV Asrori.
Fuat, S & Simons, D. B., (1992). Sediment Transfort Technology Water and SedimentDynamics. Book Crafter, Michigan USA.
H.R. Mulyanto For Jica & STC Yogyakarta. (2000). Sedimentation In Reservoir And Its Control
H.R. Mulyanto. Efek Konservasi Sistem Sabo Untuk Pengendalian Sedimenatsi Waduk. Graha Ilmu
Hardiyatmo, H. C., (2006). Mekanika Tanah I, Edisi keempat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Kartasapoetra, A. G. (1991). Teknologi Pengairan Pertnaian Irigasi. Jakarta: Bumi Aksara
Linsley, Jr. R. K., (1996). Hidrologi untuk Insinyur. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Malang Bambang Triatmojdo, Hidrologi Terapan, Maret 2008. Malang: Universitas Brawijaya.
Oktiarini, Dwi, Warsito Atmodjo, dan Widada, S. (2015). Transport Sedimen di Perencanaan Pelabuhan Marunda, Jakarta Utara.
Pekik, Gunawan. (2014). Perencanaan Spillway dan Optimasi Pengoperasian Waduk Pada Bendungan Desa Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Jawa Tengah: Universitas Muhammadyah Surakarta.
Poerbandono dan Djunarsjah, E. (2005). Survei Hidrografi. Refika Aditama, Bandung, 166 hlm.
Poerbandono, dan Eka Djunarsjah. (2005). Survei Hidrografi. P.T. Refika Aditama, Bandung.
Rizky Aditya Tristanto,Widiandi Soepto, Heri Suprijanto. (2017). Studi Aturan Lepasan untuk Operasi Waduk di Bendungan Pengga Kabupaten Lombok Tengah.
Roby Hambali and Yayuk Apriyanti. (2016). Studi karakteristik sedimen dan laju sedimentasi sungai di Pulau Bangka (Studi Kasus Sungai Daeng Kabupaten Bangka Barat).
Sani, A. (2008). Analisis Kapasitas Waduk dengan Metode Ripple dan Behavior (Studi Kasus Pada Waduk Mamak Sumbawa). Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Sarono, W., & Asmoro, W. (2007). Evaluasi Kinerja Waduk Wadas Lintang. Semarang: Universitas Diponegoro.
Soemarto, C. D. (1995). Hidrologi Teknik. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Soewarno, H. (n.d). Pengikuran dan pengelolaan Data Aliran Sungai ( Hidrometri), Penerbit “ Nova “
Strand, R. I. and Pamberton, E. L. (1982). Reservoir Sedimentation, Denver, Technical Guidline for Bureau of Reclamation.