Efisiensi Pengaliran Jaringan Irigasi Panaikang I
(Studi Kasus Daerah Irigasi Panaikang I)
Kata Kunci:
Jaringan Irigasi, Daerah Irigasi, EfisiensiAbstrak
Jaringan Irigasi Panaikang I terletak di Kelurahan Bonto Manai Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng mengaliri areal persawahan seluas 146 Ha pada saat musim kemarau menyebabkan kurangnya debit air untuk pengairan lahan pertanian yang dialiri oleh Jaringan Irigasi Panaikang I serta Jaringan Irigasi Panaikang I tidak mampu memasok air yang cukup untuk persawahan sehingga penting untuk mengetahui apa yang menyebabkan kehilangan air pada Daerah Irigasi Panaikang I.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah kehilangan air dan tingkat efisiensi pengaliran pada Jaringan Irigasi Panaikang I. Penelitian ini dilakukan pada saluran sekunder. Penelitian ini merupakan studi kasus pada Daerah Irigasi Panaikang I dengan menggunkan metode kuantitatif survei dengan melaksanakan pengukuran langsung pada saluran yang ada. Berdasarkan hasil penelitian air yang hilang disebabkan oleh faktor fisik saluran dengan kehilangan air rata-rata Saluran Sekunder Panaikang I sebesar 17,36%. Kehilangan air terkecil terdapat pada ruas 5 yaitu sebesar 4,39 % dan kehilangan air terbesar terjadi pada ruas 1 yaitu sebesar 39,49%. Efisiensi rata-rata Jaringan Irigasi Panaikang I adalah sebesar 82,64 % sehingga disimpulkan bahwa Jaringan Irigasi Panaikang I masuk dalam kategori tidak efisien.
Referensi
Ambler, & John, S. (1991). Irigasi di Indonesia: Strategi dan Pengembangan. Jakarta: LP3ES.
Bos, M. G. (1990). Irrigation Efficiencies. Wageningen The Netherlands: International Institute for Land Reclamation and Improvement/ILRI.
Brouwer, C., Prins, K., & Heibloem, M. (1989). Irrigation Water Manajement: Irrigation Scheduling. Rome, Italy: FAO.
Hansen, V. E., Israelsen, O. W., & Stringham, G. E. (1992). Dasar-Dasar dan Praktek Irigasi. Penerjemah Endang P. Tachyan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mawardi, E., & Memed, M. (2002). Desain Hidraulik Bendung Tetap untuk Irigasi Teknis. Bandung: Alfabeta.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.32/PRT/M/2007. (2007). Jakarta.
Rahayu, S., Widodo, R. H., Noordwijk, M. V., Suryadi, I., & Verbist, B. (2009). Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF).
Sidharta. (1997). Irigasi dan Bangunan Air. Jakarta: Gunadarma.
Soewarno. (1991). Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometri). Bandung: Nova.
Standar Perencanaan Irigasi KP-03. (1986). Bandung: Galang Persada.
Sudjarwadi. (1987). Teknik Sunber Daya Air. Yogyakarta: UGM.
Sudjarwandi. (1990). Teori dan Praktik Irigasi. Yogyakarta: PAU-UGM.
Tabbal, D. F., Lampayan, R. M., & Bhuiyan, S. I. (1992). Water-efficient irrigation technique for rice. Bangkok: Asian Institute of Tech.
Thompson, J. (1999). Rice Water Use Efficiency. CRC for Sustainable Rice Production.
Triatmojo, B. (1996). Hidraulika I. Yogyakarta: Beta Offset.