Analisis Tingkat Sedimentasi pada Bangunan Bendung
(Studi Kasus Bendung Kelara di Sungai Kelara Kab. Jeneponto)
Kata Kunci:
Kelara, Sedimen, Sedimentasi Pada BendungAbstrak
Sedimentasi pada bendung dapat memiliki konsekuensi yang merugikan, termasuk penurunan kapasitas tampungan air, kemungkinan banjir, dan kerusakan ekosistem perairan dan lingkungan sekitarnya karena perubahan aliran air dan pengendapan bahan organik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik sedimen dan laju sedimentasi pada Bendung Kelara di Sungai Kelara Kabupaten Jeneponto. Berdasarkan data hasil uji sampel sedimen di laboratorium diperoleh analisa karakteristik sedimen, dimana karakteristik sedimen berdasarkan analisa saringan yaitu kerikil (21,5%), pasir (71,5%) dan lanau/lempung (7,0%). Sedangkan karakteristik sedimen berdasarkan hasil berat jenis yaitu Sedimen jenis humus soil. Analisa perhitungan laju sedimen diperoleh hasil untuk laju sedimen melayang pada hasil perhitungan di lapangan sebanyak 0,150 ton/hari dan dalam 10 tahun 547,5 ton. Sedangkan perhitungan dengan menggunakan metode USBR (United State Beureu Reclamation) sebanyak 0,453 ton/hari, dan dalam 10 tahun 1653,45 ton. Untuk laju sedimen dasar (Bed Load) pada hasil perhitungan di lapangan sebanyak 0,091 ton/hari dan dalam 10 tahun 332,15 ton. Untuk metode pendekatan digunakan dengan metode Mayer-Peter dan metode Einstein, yang mendekati hasil dari perhitungan di lapangan yaitu menggunakan metode Einstein sebanyak 0,064 ton/hari, dan dalam 10 tahun 233,6 ton.
Referensi
Akan, A. O. (2005). Sediment Transport: Monitoring, Modeling and Management. Nova Science Publishers.
Albert Einstein. (1950). Review of Modern Physics. American Physical Society.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). (2015). Persyaratan Jurnal Ilmiah Elektronik.
Brierley G. J., & Fryirs K. A. (2005). Geomorphology and River Management: Applications of the River Styles Framework. Blackwell Publishing.
Hershfield D. M. (1961). Rainfall Frequency Atlas of the United States for Durations from 30 Minutes to 24 Hours and Return Periods from 1 to 100 Years. U.S. Department of Commerce, Weather Bureau.
I. D. Wesley, Mektan, Cetakan IV hal. 5, Tabel 1.1, Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
Indarto. (2016). Hidrologi (Metode Analisis dan Tool Untuk Interpretasi Hidrograf Aliran Sungai). Jakarta : Bumi Aksara.
Subramanya. K. (2008). Engineering Hydrology. Tata McGraw-Hill Education.
Leeder, M. (1982). Sedimentology: Process and Product. London: George Allen and Unwin.
McCuen. (2010). Hydrologic Analysis and Design. Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall.
Nakayasu K. (1979). Synthetic Hydrograph: Nakayasu Method. Journal of Hydraulic Engineering, 105(12), 1423–1438.
Pettijohn, N. M. (1975). Sedimentary Rocks. Amerika Serikat : Prentice-Hall.
Rouse, H. (1937). Modern Conceptions of the Mechanics of Fluid Turbulence. Transactions of the American Society of Civil Engineers.
Soewarno. (1991). Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometri). Bandung : Nova.
Tucker. (2009). Sedimentary Rocks in the Field: A Color Guide. Oxford: Wiley-Blackwell.
Winterwerp, J. C., & Van Kesteren, W. G. (2004). Introduction to the physics of cohesive sediment dynamics in the marine environment. Amsterdam: Elsevier.