Analisis Perubahan Garis Pantai Takkalasi Kecamatan Balusu Kabupaten Barru
Kata Kunci:
Abrasi, Akresi, Erosi, DSAS, Perubahan Garis PantaiAbstrak
Perubahan garis pantai adalah salah satu proses tanpa henti melalui berbagai proses alam di pantai yang meliputi pergerakan sedimen,arus susur pantai,tindakan ombak dan penggunaan lahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis dan besarnya perubahan garis pantai serta mengidentifikasi parameter yang mempengaruhinya. Penelitian di laksanakan di sepanjang garis pantai Takkalasi Kecamatan Balusu Kabuten Barru. Selama dua bulan yaitu pada bulan oktober – Desember 2023 dengan tujuan untuk mengetahui dan memetakan perubahan garis pantai di wilayah pesisir Takkalasi. Model yang di gunakan dalam penelitian ini adalah model DSAS (Digital Shoreline Analisis Syisten). Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum perubahan garis pantai yang terjadi di wilayah pesisir pantai Takkalsi pada tahun 2017 – 2023 (5 tahun ) berupa akresi dan abrasi. Perubahan garis pantai yang terjadi diduga disebabkan oleh perbedaan karakteristik pantai (faktor alam)yang bersifat semi terbuka terhadap dinamika perairan yang mendapatkan mengaruh dari gelombang secara langsung. Disamping karakteristik pantai, perubahan garis pantai di pantai Takkalasi juga diduga di sebabkan oleh aktifitas manusia yang melakukan penimbunan pantai untuk keperluan pemukiman, dan periwisata.
Referensi
Bird and Ongkosongo. (1980). Enfironmental Changes On the cosats of indonesia. The inited nations University, United Natiuons University Pres, Tokyo.
Istiqomah, f., Sasmito, B., Amarrohman, F. J., (2016) Pemantauan perubahan garis pantai menggunakan aplikasi digitak sgoreline analisys sistem (DSAS) Studi kasus : pasisir kabupaten demak. Jek. Geod. Undip 5, 78-89.
Mulyabakti. (2016). Analisis Karakteristik Gelombang dan Pasang Surut Pada Daerah Pantai PAAL Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara
MF Istiqomah. (2018). Analisis perubahan garis pantai kabupaten Jembrana dengan menggunakan citra satelit Landsat 8
Yuwono, N. (1982). Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pantai Volume I, Yogyakarta, Biro
Opa, E. T. (2011). Perubahan Garis Pantai Desa Bentenan Kecamatan Pusomaen, Minahasa Tenggar. Jurnal perikanan dan kelau Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada). Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada)
Pratikto. (2000). Lingkaran-lingkaran Komunikasi. Bandung : Alumni
Irfan, R. (2012). Dengan judul “Analisis korelasi perubahan garis pantai Kawasan pesisir kota Semarang terhadap perubahan garis pantai Kabupaten Demak”
Safitri, F., Suryanti, & Febrianto, S. (2019). Analisis Perubahan Garis Pantai Akibat Erosi di Pesisir Kota Semarang. Jurnal Ilmiah Geommatika, 25(1), 37-46
Setiyono, H. (1996). Kamus Oseanografi. Yogyakarta : UGM Press.
Sugiyono, W., Ghitarina, & Samson, S.A. (2015). Studi Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Satelit Landsat 7 di Pantai Tanah Merah Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Ilmu Perikanan Tropis, 21(1), 68-76.
Sulaiman & Soehardi. (2008). Pendahuluan geomorvologi pantai kuantitatif. BPPT, Jakarta.
Triatmodjo, B. (1999). Teknik Pantai. Beta Offset, Yogyakarta.
UNCLOS. (1982). United Nations Convention on the Law of the.